ANALISIS MAKNA ASOSIATIF DAN PESAN MORAL PANTUN DALAM TARIAN BONET MASYARAKAT KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
Abstract
Analisis makna pantun merupakan wujud apresiasi akan pemahaman sebuah karya sastra yang merupakan sebuah kreasi yang diciptakan melalui bahasa yang mengesankan melalui pikiran, perasaan dan pengalaman manusia yang diungkapkan secara spontan. Unsur yang terkandung dan bersifat membangun sebuah karya sastra adalah struktur, tekstur, dan konteks. Melalui apresiasi kita dapat menemukan makna yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Makna asosiatif adalah pemakaian kata yang tidak sebenarnya dan merupakan makna yang dimiliki sebuah kata terkait dengan adanya hubungan kata tersebut dengan sesuatu yang berada di luar bahasa. Pesan moral adalah amanat yang terdapat dalam cerita baik secara tersirat maupun tersurat sehingga menjadi pelajaran bagi pembaca.Bonet merupakan suatu media komunikasi tradisional yang sarat makna dalam proses menyampaikan pesan-pesan moral dan sosial yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan makna asosiatif dan pesan moral yang terkandung dalam pantun ketika dilantunkan dalam tarian Bonet dan sebagai salah satu strategi untuk mempertahankan tradisi tersebut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan data yang digunakan adalah pantun dalam tarian bonet dengan sumber data dari data tertulis teks pantun bonet. Perolehan data dilakukan dengan cara mengumpulkan teks pantun bonet dan selanjutnya dianalisis dengan teknik transkripsi, klasifikasi data, analisis data dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis yang diperoleh terdapat dua jenis bonet yaitu bone naek dan bone mnutu. Bone naek dengan jenis pantun mot kau liu baok sedangkan bone mnutu dengan jenis pantun umaku han leko, he’e ait sel lele, pilu besa no, manu muti leok tua lalu, manu ana eun lele sin hen kaen, koa kiko na bain han, teme na buil au manu, hai neo mao lasi et au om, ihi uhu li. Berdasarkan jenis-jenis pantun tersebut terdapat pesan moral mengandung edukasi, nilai-nilai kesopanan, kepedulian terhadap lingkungan dan kesetaraan gender.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina, 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: RinekaCipta.
Duranti, A. 1997. Linguistic Antropology. Cambridge University Press.
Dallin, R. 1994. Approaches to Communication through Music.David Foulton Publishers
Djajasudarma, Fatimah. 2009. Semantik 2 Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: RefikaAditma.
Geoffrey Leech (2003). Semantik. Yogyakarta; Pustaka Pelajar
Hidayat, Ahmad, Asep. 2002. Filsafat Bahasa. Mengungkap Hakikat, Makna dan
Tanda. Bandung. P.T. Remaja Rosdakarya.
Khoyin, Muhammad. 2013. “Filsafat Bahasa”. Bandung. Pustaka Setia.
Koentjoroningrat. 1989. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta. Dian Rakyat.
Lyons, J. 1995. Language and Linguistics: Cambridge University Press.
Mwihaki, Alice. 2004. Meaning as Use : a Functional View of Semantics and Pragmatics.
Palmer, G. B. 1996. Toward a Theory of Cultural Linguistics. Austin, USA: The University of Texas Press.
Riemer,Nick (2010). Introducing Semantics. New York:Cambridge University Press.
Saebani, B.A. 2008. Metode Penelitian. Bandung: PustakaSetia.
Sugiyono.(2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV ALVABETA.
Walija,1996.Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP Muhammadiyah Jakarta Press.(http://wismasastra.wordpress.com/2009/05/25/apabahasa-itu-sepuluh-pengertian-bahasa-menurut-para-ahli/)
Zuldafrial & Lahir, M. 2012. Penelitian Kualitatif. Surakarta: Yuma Pustaka.
DOI: https://doi.org/10.37905/psni.v3i0.81
Refbacks
- There are currently no refbacks.
e-ISSN: 2988-4357
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL
HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) INDEXED BY: