“UPAK APEM”: REPRESENTASI KECERDASAN PENARI GANDRUNG MENGOLAH KATA

Novi Anoegrajekti, Sudartomo Macaryus, Endang Caturwati, Miftahulkhairah Anwar

Abstract


Tembang “Upak Apem” dibawakan oleh penari gandrung tanggapan pada adegan seblang-seblang. Adegan terakhir tersebut merepresentasikan niat penari gandrung untuk memohon diri dan meminta maaf kepada keluarga yang menanggap dan para penonton bila ada tutur kata dan perilaku yang tidak berkenan. Selain itu, adegan seblang-seblang juga berisi ajakan untuk kembali pada kehidupan dan melaksanakan tugas kewajiban dalam keluarga dan dalam masyarakat. Adegan seblang-seblang antara lain membawakan tembang “Candra Dewi”, “Kembang Gandrung”, “Sekar Jenang”, dan “Upak Apem”. Tembang terakhir berupa serangkaian basanan yang strukturnya sama dengan pantun dalam bahasa Melayu atau parikan dalam bahasa Jawa. Sumber data penelitian adalah penari gandrung profesional yang memiliki kepiawaian dalam menciptakan bahasan. Interpretasi data dilakukan secara tekstual dan kontekstual dalam pergelaran gandrung tanggapan. Basanan sebagai tindakan mengolah bahasa dengan struktur yang ketat memerlukan kemampuan dan kecepatan dalam menentukan pilihan kata yang sesuai untuk menyampaikan maksud, sesuai dengan pesanan penonton atau dorongan yang hendak disampaikan penari gandrung. Secara struktural, basanan dikemas dengan menggunakan kaidah estetis khususnya pola rima akhir yang sama.

Keywords


basanan, gandrung upak, rima akhir, seblang-seblang, upak apem

Full Text:

PDF

References


Anoegrajekti, N. (2010). Pada Nonton dan Seblang Lukinto: Membaca Lokalitas dalam Keindonesiaan. Kajian Linguistik dan Sastra, 22(2), 171–185.

Anoegrajekti, N. (2013). Sastra Lokal dan Industri Kreatif: Revitalisasi Sastra dan Budaya Using. Atavisme, 16(2), 183–193. https://doi.org/10.24257/atavisme.v16i2.92.183-193

Anoegrajekti, N., Macaryus, S., Hasan, M., Saddhono, K., Asrumi, & Sungkowati, Y. (2020). From Gandrung Statue to the Gandrung Sewu: Approaching Two Decades of Cultural Policy in Banyuwangi (2000-2019). Talent Development Nad Excellence, 12(2a), 3922–3927. http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/65672/Ainul Latifah-101810401034.pdf?sequence=1

Anoegrajekti, N., Macaryus, S., Iskandar, I., Gomo Attas, S., Sunarti, S., & Saddhono, K. (2021). Optimization Pillars of Potential Culture and Creative Industry in Banyuwangi, East Java, Indonesia. Psychology and Education, 58(3), 2025–2032. www.psychologyandeducation.net

Murchison, J. M. (2010). Ethnography Essentials: Designing, Conducting, and Presenting Your Research. Jossey-Bass.

Okoye-Ugwu, S. (2021). “beyond the limits of the dream”: Delineating the mythic and ritual sequence in Okigbo’s poetry. Cogent Arts and Humanities, 8(1). https://doi.org/10.1080/23311983.2021.1882070

Paulson, S. (2011). The use of ethnography and narrative interviews in a study of “cultures of dance.” Journal of Health Psychology, 16(1), 148–157. https://doi.org/10.1177/1359105310370500

Pradopo, R. D. (2009). Pengkajian Puisi. Gadjah Mada University Press. http://staffnew.uny.ac.id/upload/131782844/pendidikan/pengkajian-puisi.pdf

Sarumaha, P. S. K., & Anom Kumbara, A. . N. (2020). Revitalisasi Ritual Sampang Sandro Sebagai Daya Tarik Wisata. Humanis, 24(1), 53. https://doi.org/10.24843/jh.2020.v24.i01.p07

Spradley, J. P. (1997). Metode Etnografi. Tiara Wacana. http://library.fis.uny.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=1293

Spradley, J. P. (2016). Ethnographic Interview. In The SAGE Encyclopedia of Communication Research Methods. Waveland Press, Inc. https://doi.org/10.4135/9781483381411.n168

Sumardjo, J. (2013). Simbol-simbol mitos pantun Sunda. Kelir.




DOI: https://doi.org/10.51817/psni.v1i0.159

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




e-ISSN: 2988-4357

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL

HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

 

INDEXED BY:

Google Scholar